judul : runtuhnya hindia belanda
penulis : onghokham
penerbit : pt. gramedia, 1987
onghokham (1 mei 1933 – 30 agustus 2007) seorang sejarahwan eksentrik, kosmopolit, borjuis sekaligus proletar, dan banyak sekali karakter yang menarik melekat padanya, saya pun terkesima dengan onghokham setelah membaca 5 buku karyanya yang menjadi koleksi c2o library : runtuhnya hindia belanda (gramedia, 1987); dari soal priyayi sampai nyi blorong : refleksi historis nusantara (kompas, 2002); sukarno, orang kiri, revolusi & G30S 1965 (komunitas bambu, 2009); riwayat tionghoa peranakan di jawa (komunitas bambu, 2005); anti cina, kapitalisme cina, dan gerakan cina : sejarah etnis cina di indonesia (komunitas bambu, 2008); onze ong : onghokham alam kenangan (komunitas bambu dan panitia 100 hari onghokham, 2007), onghokham mengagumkan!
saya memilih untuk menulis resensi “runtuhnya hindia belanda” karena sangat menarik bagi saya yang baru membaca mengenai sejarah nusantara (indonesia), buku tersebut adalah skripsinya saat dia menjadi mahasiswa jurusan sejarah universitas indonesia. onghokham menggunakan paradigma historiografi kolonial—penulisan sejarah yang dilihat dari sudut “nederlandocentris”—bukan penulisan sejarah indonesia dari sudut indonesia centris yang lebih sering digunakan. jadinya dalam bab 1 onghokham menjelaskan kondisi politik jepang dan sekutu pasca perang dunia 1 dan menjelang perang dunia 2, dan saya agak bingung pada bagian ini karena saya buta dengan politik dunia. bab selanjutnya memerikan peranan tokoh2 pergerakan nasional sejak tahun 1920-an sampai keruntuhan hindia belanda (8 maret 1942), ternyata soekarno, hatta, dan sjahrir tidak berperan besar dalam perjuangan terhadap kolonialisme karena mereka diasingkan oleh pemerintah hindia belanda dan tidak sedikit tokoh2 intelektual indonesia yang punya hubungan yang baik dengan jepang. dan banyak banyak banyak sekali info (fakta) sejarah yang (hampir) tidak pernah dibicarakan dalam pelajaran sejarah di sekolah, seharusnya buku ini jadi bacaan wajib para pelajar indonesia! bagian terakhir dari buku ini sangat sangat sangat menarik karena onghokham memerikan kronologi hari-hari terakhir pemerintah hindia belanda berkuasa dengan gaya bercerita yang dramatis.
salah satu hal yang saya baru ketahui bahwa indonesia dijajah belanda bukan selama 3,5 abad tetapi sekitar seratus tahun lebih, indonesia secara resmi dijajah pemerintah hindia belanda tahun 1930 (pemberlakuan taman paksa oleh gubernur jenderal van de bosch) sampai tahun 1942—pemerintah hindia belanda menyerah kepada jepang. namun menurut onghokham, sejak 1942, indonesia dapat dikatakan selalu dalam keadaan “vivere pericoloso” atau transisi, revolusi, perang saudara, konfrontasi dengan belanda tentang irian, inflasi, konfiskasi milik belanda yang berarti pengambilalihan ekonomi kolonial ke tangan indonesia dengan segala akibatnya, seperti inflasi, pemotongan uang (sanering) dan lain sebagainya. keadaan ini mungkin akan berlaku sampai 1972 (oil boom prices).
dan pasuruan adalah kota favorit onghokham di jawa timur!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar