Berikut tanya - jawab antara Arif Kusuma dan saya mengenai Indonesian Netlabel Union
- Bagaimana
latar belakang dibentuknya Serikat Netlabel Indonesia?
Kami terbiasa
memakai “Indonesian Netlabel Union (INU)” ketimbang Serikat Netlabel Indonesia.
Pada tahun 2007, Netlabel pertama di Indonesia lahir, Yes No Wave Music
(meskipun Tsefula/Tsefuelha Records sudah melakukannya di tahun 2006, tapi Yes
No Wave Music yang mempopulerkannya di Indonesia. Tsefula/Tsefuelha kemudian
menjadi sub-label Yes No Wave Music). Beberapa tahun kemudian muncul Netlabel
lainnya, suatu fenomena yang menarik, tapi tetap masih banyak yang belum
mengetahui Netlabel.
INU idenya dari
Wok The Rock—founder Yes No Wave Music, dia mengajak 4 Netlabel lainnya (Stone
Age Records, Hujan Rekords, Mindblasting, Inmyroom Records) untuk membuat suatu
jaringan antar-netlabel yang berfungsi menyebarkan ide mengenai netlabel di
Indonesia. INU diproklamirkan pada 1 Januari 2011 dengan membuat rilisan bersama. Konsep “Netlabel” di skena musik Indonesia masih asing, kami percaya
“Netlabel” menjadi suatu alternative yang signifikan dalam model distribusi musik.
Melalui INU kami melakukan sosialisasi mengenai Free Culture, dimana musik
adalah salah satu produk budaya yang dimiliki bersama.
- Bagaimana
proses menyatukan berbagai Netlabel yang ada di Indonesia?
Untuk sesi
pertama (1 Januari 2011) yaitu 5 Netlabel pastinya cukup mudah karena mereka
sudah saling mengenal dan punya ide yang sama. Saya sebagai penikmat rilisan Netlabel,
sangat tertarik dengan INU, saat itu mereka membuat rilisan bersama, terasa atmosfer
kebersamaan dalam mensosialisasikan Netlabel.
Untuk sesi
kedua, baru menemukan tantangan. Tengah tahun 2011 saya mengusulkan offline gathering
untuk pegiat/penikmat Netlabel kepada INU, ide ini disambut dengan hangat. Saya
mengumpulkan semua aktivitis Netlabel, cukup mudah karena mereka aktif di dunia
maya, berkorespondensi via email dan sharing mengenai ide offline ghatering. Kami
banyak berinteraksi di dunia maya, semuanya menyambut dengan meriah ide kopi
darat tersebut. Salah satu tantangan adalah saya harus rajin berbagi
pengetahuan mengenai Netlabel (dan Free Culture secara garis besar) kepada
banyak orang yang penasaran dengan ide offline gathering dan Netlabel. Tantangan
lain adalah mengumpulkan mereka untuk bertemu tatap muka membahas project ini
karena kami tersebar di berbagai kota di Jawa.
Kemudian
setelah sejumlah korespondensi via email dan tatap muka dengan Wok The Rock,
acara offline gathering diberi tajuk Indonesian Netlabel Festival.
Berkembangnya ide, kami merubah nama acara menjadi Indonesian Netaudio Festival
(INF), tidak hanya merayakan Netlabel tapi semua aktivitas berbagi musik via
Internet. Praktik Netlabel (mengunggah musik kemudian menyebarkannya secara
gratis) sudah banyak dilakukan meskipun tanpa label Netlabel, maka kami memilih
konsep Netaudio. Selanjutnya saya
menjadi ketua panitia Indonesian Netaudio Festival 2012 yang lahir dari ide
sederhana : kopi darat para aktivis netaudio (Netlabel dan Radio Online). Tentu
saja saya menjadi aktif di INU sebagai ibu kandung INF. Kami mengaktifkan INU
sebagai sebuah HUB, menjadi wadah para penggiat dan penikmat free-music berbagi
pengetahuan dan music, membuat logo INU (saya sangat menyukai logo INU yang
dibuat oleh Wok The Rock, dengan gaya mooi indie yang kontemporer). Saya tetap berkorespondensi
via email mengundang pegiat netlabel lainnya dan sejumlah media yang mendukung
distribusi rilisan netlabel untuk beraktifitas di group FB INU sekaligus
membahas rencana Indonesian Netaudio Festival.
- Apa visi
dan misi dibentuknya Serikat Netlabel Indonesia?
Visi : Menjadi
HUB antar-Netlabel di Indonesia
Misi : Mensosialisasikan
Netlabel di Indonesia
- Apa
kendala yang dihadapi saat pembentukan Serikat Netlabel Indonesia?
Tidak ada
kendala sama sekali saat pembentukan, kendala muncul setelah terbentuknya INU. PR
kami banyak, sementara kami masih kekurangan SDM yang berkomitmen dan mau terus
belajar mengenai Netlabel dan segala macam yang berkaitan. Kendala lainnya
yaitu bagaimana menciptakan atmosfer yang positif di grup FB, jarang update
website dan twitter INU, belum adanya pertemuan regular offline. Sudah ada
sejumlah kawan yang berniat membantu INU, tapi tahun ini saya keteteran untuk
mengkoordinasinya.
- Apa tujuan
dan harapan dari Serikat Netlabel Indonesia terhadap musik terutama musik Indonesia?
Kami berbagi
pengetahuan dan pengalaman mengenai Netlabel dan aktivitas yang terkait
dengannya kepada pegiat/penikmat musik di Indonesia. Netlabel adalah
alternative dari model distribusi karya bukan saingan dari record label. Netlabel
mendistribusikan musik bagus (menurut kurator masing-masing Netlabel) dengan
lebih efektif (murah) dan tepat sasaran.
- Bagaimana
program-program yang dibentuk oleh serikat netlabel Indonesia?
Sayang sekali
INU belum ada program reguler, kami hanya membuat rilisan bersama, kompilasi,
dan menyelenggarakan festival. Yang sedang kami kerjakan adalah persiapan INF
2014 di Bandung.
- Bagaimana
tingkat struktur kepengurusan serikat netlabel Indonesia?
Tidak ada
struktur, terbuka bagi siapa saja yang berminat dan mempunyai waktu untuk
berkontribusi di INU.
- Bagaimana
pemahaman anggota serikat netlabel Indonesia terhadap lisensi Creative Commons?
Beragam tingkat
pemahamannya, ada yang sudah sangat paham, ada yang masih bingung, ada yang
ngikut saja tanpa mempertanyakannya. Lisensi Creative Commons juga barang
asing, jadi perlu sosialisasi terus menerus. Kami bekerjasama dengan Creative
Commons Indonesia untuk mensosialisasikan Creative Commons Music.
- Bagaimana
jika ditemukan pelanggaran atau penyalahgunaan terhadap lisensi Creative
Commons?
Biasanya kami sarankan
untuk melalui jalur musyawarah. Karena lisensi Creative Commons masih asing di
Indonesia, kami perlu selalu untuk sharing mengenai pentingnya lisensi ini.
- Apa saja
yang sudah dicapai Serikat Netlabel Indonesia hingga saat ini?
Pada tahun 2011
kami membuat rilisan bersama untuk pertama kalinya. Pada tahun 2012 kami
menyelenggarakan Indonesian Netaudio Festival, festival Netaudio pertama di
Indonesia.
- Dalam beberapa
tahun ke depan, hal apa saja yang ingin dicapai dari Serikat Netlabel
Indonesia? Baik itu untuk internal dan eksternal.
Internal, kami ingin
menata kembali website INU, terutama mengenai content. Kami ingin sekali
membuat acara kecil regular seperti gathering rutin.
INU berharap
bisa menjadi wadah informasi mengenai aktivitas Netlabel di Indonesia, menjadi
jaringan yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku Netaudio.
- Bagaimana pendapat mengenai perkembangan budaya berbagi dalam musik Indonesia?
Ada pendapat
positif dan pendapat negative.
Pendapat
positif seperti dukungan atas pekerjaan yang kami lakukan (Netlabel) adalah
salah satu solusi dari kemandegan industri musik di Indonesia. Sejumlah
penelitian juga mendukung kelangsungan praktik berbagi musik yang sudah menjadi
budaya masyarakat Indonesia. Berbagai cara berbagi musik (peer to peer, menaruh
folder musik di PC warnet, berbagi link unduh) bukanlah fenomena baru,
masyarakat Indonesia sudah lama menjalankan tradisi berbagi, produk budaya adalah
milik bersama.
Pendapat
negative lebih ke isu klasik, pembajakan. Bagi pihak tertentu, berbagi musik
(secara gratis) dianggap tindakan illegal, dicap sebagai salah satu penyebab
keruntuhan industri musik.
Silahkan ikuti dan berbagi di tautan ini:
Website: http://indonesiannetlabelunion.netFacebook: http://www.facebook.com/groups/indonetlabelunion/Twitter: http://twitter.com/idnetlabelunion
Silahkan ikuti dan berbagi di tautan ini:
Website: http://indonesiannetlabelunion.netFacebook: http://www.facebook.com/groups/indonetlabelunion/Twitter: http://twitter.com/idnetlabelunion
Tidak ada komentar:
Posting Komentar