Minggu, 22 September 2013

tentang Indonesian Netlabel Union


Berikut tanya - jawab antara Arif Kusuma dan saya mengenai Indonesian Netlabel Union

  1. Bagaimana latar belakang dibentuknya Serikat Netlabel Indonesia?

Kami terbiasa memakai “Indonesian Netlabel Union (INU)” ketimbang Serikat Netlabel Indonesia. Pada tahun 2007, Netlabel pertama di Indonesia lahir, Yes No Wave Music (meskipun Tsefula/Tsefuelha Records sudah melakukannya di tahun 2006, tapi Yes No Wave Music yang mempopulerkannya di Indonesia. Tsefula/Tsefuelha kemudian menjadi sub-label Yes No Wave Music). Beberapa tahun kemudian muncul Netlabel lainnya, suatu fenomena yang menarik, tapi tetap masih banyak yang belum mengetahui Netlabel.

INU idenya dari Wok The Rock—founder Yes No Wave Music, dia mengajak 4 Netlabel lainnya (Stone Age Records, Hujan Rekords, Mindblasting, Inmyroom Records) untuk membuat suatu jaringan antar-netlabel yang berfungsi menyebarkan ide mengenai netlabel di Indonesia. INU diproklamirkan pada 1 Januari 2011 dengan membuat rilisan bersama. Konsep “Netlabel” di skena musik Indonesia masih asing, kami percaya “Netlabel” menjadi suatu alternative yang signifikan dalam model distribusi musik. Melalui INU kami melakukan sosialisasi mengenai Free Culture, dimana musik adalah salah satu produk budaya yang dimiliki bersama.  


  1. Bagaimana proses menyatukan berbagai Netlabel yang ada di Indonesia?
Untuk sesi pertama (1 Januari 2011) yaitu 5 Netlabel pastinya cukup mudah karena mereka sudah saling mengenal dan punya ide yang sama. Saya sebagai penikmat rilisan Netlabel, sangat tertarik dengan INU, saat itu mereka membuat rilisan bersama, terasa atmosfer kebersamaan dalam mensosialisasikan Netlabel.
 
Untuk sesi kedua, baru menemukan tantangan. Tengah tahun 2011 saya mengusulkan offline gathering untuk pegiat/penikmat Netlabel kepada INU, ide ini disambut dengan hangat. Saya mengumpulkan semua aktivitis Netlabel, cukup mudah karena mereka aktif di dunia maya, berkorespondensi via email dan sharing mengenai ide offline ghatering. Kami banyak berinteraksi di dunia maya, semuanya menyambut dengan meriah ide kopi darat tersebut. Salah satu tantangan adalah saya harus rajin berbagi pengetahuan mengenai Netlabel (dan Free Culture secara garis besar) kepada banyak orang yang penasaran dengan ide offline gathering dan Netlabel. Tantangan lain adalah mengumpulkan mereka untuk bertemu tatap muka membahas project ini karena kami tersebar di berbagai kota di Jawa.

Kemudian setelah sejumlah korespondensi via email dan tatap muka dengan Wok The Rock, acara offline gathering diberi tajuk Indonesian Netlabel Festival. Berkembangnya ide, kami merubah nama acara menjadi Indonesian Netaudio Festival (INF), tidak hanya merayakan Netlabel tapi semua aktivitas berbagi musik via Internet. Praktik Netlabel (mengunggah musik kemudian menyebarkannya secara gratis) sudah banyak dilakukan meskipun tanpa label Netlabel, maka kami memilih konsep Netaudio.  Selanjutnya saya menjadi ketua panitia Indonesian Netaudio Festival 2012 yang lahir dari ide sederhana : kopi darat para aktivis netaudio (Netlabel dan Radio Online). Tentu saja saya menjadi aktif di INU sebagai ibu kandung INF. Kami mengaktifkan INU sebagai sebuah HUB, menjadi wadah para penggiat dan penikmat free-music berbagi pengetahuan dan music, membuat logo INU (saya sangat menyukai logo INU yang dibuat oleh Wok The Rock, dengan gaya mooi indie yang kontemporer). Saya tetap berkorespondensi via email mengundang pegiat netlabel lainnya dan sejumlah media yang mendukung distribusi rilisan netlabel untuk beraktifitas di group FB INU sekaligus membahas rencana Indonesian Netaudio Festival.
  
  1. Apa visi dan misi dibentuknya Serikat Netlabel Indonesia?
Visi : Menjadi HUB antar-Netlabel di Indonesia
Misi : Mensosialisasikan Netlabel di Indonesia

  1. Apa kendala yang dihadapi saat pembentukan Serikat Netlabel Indonesia?
Tidak ada kendala sama sekali saat pembentukan, kendala muncul setelah terbentuknya INU. PR kami banyak, sementara kami masih kekurangan SDM yang berkomitmen dan mau terus belajar mengenai Netlabel dan segala macam yang berkaitan. Kendala lainnya yaitu bagaimana menciptakan atmosfer yang positif di grup FB, jarang update website dan twitter INU, belum adanya pertemuan regular offline. Sudah ada sejumlah kawan yang berniat membantu INU, tapi tahun ini saya keteteran untuk mengkoordinasinya.

  1. Apa tujuan dan harapan dari Serikat Netlabel Indonesia terhadap musik terutama musik Indonesia?
Kami berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai Netlabel dan aktivitas yang terkait dengannya kepada pegiat/penikmat musik di Indonesia. Netlabel adalah alternative dari model distribusi karya bukan saingan dari record label. Netlabel mendistribusikan musik bagus (menurut kurator masing-masing Netlabel) dengan lebih efektif (murah) dan tepat sasaran.
  
  1. Bagaimana program-program yang dibentuk oleh serikat netlabel Indonesia?
Sayang sekali INU belum ada program reguler, kami hanya membuat rilisan bersama, kompilasi, dan menyelenggarakan festival. Yang sedang kami kerjakan adalah persiapan INF 2014 di Bandung.

  1. Bagaimana tingkat struktur kepengurusan serikat netlabel Indonesia?
Tidak ada struktur, terbuka bagi siapa saja yang berminat dan mempunyai waktu untuk berkontribusi di INU. 

  1. Bagaimana pemahaman anggota serikat netlabel Indonesia terhadap lisensi Creative Commons?
Beragam tingkat pemahamannya, ada yang sudah sangat paham, ada yang masih bingung, ada yang ngikut saja tanpa mempertanyakannya. Lisensi Creative Commons juga barang asing, jadi perlu sosialisasi terus menerus. Kami bekerjasama dengan Creative Commons Indonesia untuk mensosialisasikan Creative Commons Music.

  1. Bagaimana jika ditemukan pelanggaran atau penyalahgunaan terhadap lisensi Creative Commons?
Biasanya kami sarankan untuk melalui jalur musyawarah. Karena lisensi Creative Commons masih asing di Indonesia, kami perlu selalu untuk sharing mengenai pentingnya lisensi ini.  

  1. Apa saja yang sudah dicapai Serikat Netlabel Indonesia hingga saat ini?
Pada tahun 2011 kami membuat rilisan bersama untuk pertama kalinya. Pada tahun 2012 kami menyelenggarakan Indonesian Netaudio Festival, festival Netaudio pertama di Indonesia.

  1. Dalam beberapa tahun ke depan, hal apa saja yang ingin dicapai dari Serikat Netlabel Indonesia? Baik itu untuk internal dan eksternal.
Internal, kami ingin menata kembali website INU, terutama mengenai content. Kami ingin sekali membuat acara kecil regular seperti gathering rutin.
INU berharap bisa menjadi wadah informasi mengenai aktivitas Netlabel di Indonesia, menjadi jaringan yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku Netaudio.

  1. Bagaimana pendapat mengenai perkembangan budaya berbagi dalam musik Indonesia?
Ada pendapat positif dan pendapat negative.
Pendapat positif seperti dukungan atas pekerjaan yang kami lakukan (Netlabel) adalah salah satu solusi dari kemandegan industri musik di Indonesia. Sejumlah penelitian juga mendukung kelangsungan praktik berbagi musik yang sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Berbagai cara berbagi musik (peer to peer, menaruh folder musik di PC warnet, berbagi link unduh) bukanlah fenomena baru, masyarakat Indonesia sudah lama menjalankan tradisi berbagi, produk budaya adalah milik bersama.
Pendapat negative lebih ke isu klasik, pembajakan. Bagi pihak tertentu, berbagi musik (secara gratis) dianggap tindakan illegal, dicap sebagai salah satu penyebab keruntuhan industri musik.  

Silahkan ikuti dan berbagi di tautan ini:
Website: http://indonesiannetlabelunion.netFacebook: http://www.facebook.com/groups/indonetlabelunion/Twitter: http://twitter.com/idnetlabelunion


Tidak ada komentar:

Posting Komentar