Kamis, 13 Juni 2013

musafir festival di bandung

rombongan JAF

Bandung Contemporary Art Awards
10 Mei 2013

Saya bersama rombongan Jatiwangi Art Factory (Arief Yudi, Tedi En, Yuli, Kiki Permana, Agus, Ami Iyang) dan Lulus dengan menumpang mobil APV meninggalkan Jatisura selepas lomba desa (Desa Jatisura menjadi perwakilan kabupaten Majalengka menuju Bandung. Arief berkoordinasi dengan Al-Ghorie yang telah berangkat duluan dengan si biru (mobil JAF) yang membawa patung tuhan yesus, Al-Ghorie terjebak kemacematan di Subang, mengingat hari ini adalah akhir pekan, maka rombongan kami memutuskan lewat Subang, sebelum berjalan lebih jauh kami makan sore di restoran sate kambing/ayam favoritnya Arief. 

Mulai memasuki Subang dengan pemandangan bukit gersang dan hamparan ladang, terbayang sangat seru membuat pertunjukkan musik di bukit bukit gersang. Sepanjang jalan menuju Subang tidak ada kemacetan, sore habis kami tiba di Kota Subang yang sejuk dan apik, kapan kapan saya harus keliling Kota Subang. Kabut menyambut selepas Subang, perjalanan mulai disertai dengan seruan untuk berhati hati kepada sang supir Arief. Lalu hujan deras, perjalanan kami melambat. 

Kami mulai masuk ke Lembang, sudah hampir jam 8 malam, perjalanan hampir 5 jam, cukup heran dengan jalan yang kami lalui, sempit, sepi, berbukit, dan dingin pastinya. Terkejut karena tiba tiba nyampe venue Bandung Contemporary Art Awards (BACAA) #3 yaitu Lawang Wangi. Turun mobil disambut udara dingin, Roovie & Anex, dan Sigmun yang sedang beraksi di teater terbuka. Pengunjung bertumpuk di berbagai sudut halaman Lawang Wangi yang mewah apik. Saya salah kostum, memakai kaos tipis dan meninggalkan sweater di backpack. Bertemu dengan geng Papermoon (Octo, Ria, Iwan), Bandung Zine Fest (Audry, Hadi, Benny), A Stone A (Amenk, Ewing, Akbar), AngkotDay (Mita & sang suami-yang-saya-lupa-namanya). 

M. Akbar mendapatkan hadiah Art Residence/Trip 

Hujan gerimis menyertai penyerahan BACAA oleh tim juri (Wiyu Wahono, Asmudji Jono Irianto, Carla Bianpoen, Mella Jaarsma, Tan Sui Lie). Al-Ghorie alias Arie Syarifuddin menjadi salah satu nominator BACAA berdiri bersama 16 nominator lainnya menanti pengumuman pemenang. Terpilih Muhammad Akbar sebagai best artwork dengan video art-nya berupa wajah wanita cantik ber-make-up terseyum ramah, Akbar mendapatkan Art Trip/Residensi. Yang mendapatkan hadiah utama berupa uang 100 juta rupiah adalah Leonardiansyah Allenda dengan karya instalasi berupa payung tradisional jawa dengan banyak jarum menggantung yang terus berputar. Setelah penyerahan awards, pameran BACAA resmi dibuka, saya tetap di teater terbuka menikmati pertunjukkan Sigmun sambil minum teh panas, hujan masih gerimis, terlihat sang pawang beraksi di belakang Sigmun, malah menjadi pertunjukkan yang menarik, pawang hujan dan Sigmun bersama sama menantang hujan gerimis. 

sigmun x pawanghujan

Memasuki galeri Lawang Wangi yang memamerkan karya 17 nominator BACAA #3, disambut oleh karya yang mencekam, jasad manusia yang busuk menjamur di dalam kotak kaca karya Syaiful Aulia Garibaldi, kalo ada kompetisi karya favorit pasti doi yang menang, pengunjung pameran banyak yang suka soalnya. Bertemu dengan Uci, senangnya. Lalu bertemu tumpukan batu granit berbentuk buku karya Gabriel Aries jadi inget album Prasasti - Zoo. Berhadapan dengan deretan kue keju yang harum menggoda berbentuk huruf yang membentuk banyak kata karya Fajar Abadi bertajuk "Spesial Pakai Keju" (dimana pengunjung bebas untuk memakannya langsung, saya ambil sejumlah, wueankkk). Tertawa menonton video karya Arie Syafruddin alias Al-Ghorie yang mengisahkan pemintaan maaf seorang pendatang ke warga Jakarta di sebuah bis kopaja. Bertemu Ranti mewawancarai pemilik Lawang Wangi mengenai BACAA, malam ini saya berencana menginap di kost Ranti. 

lawang wangi 

Hujan masih gerimis, makin dingin, meninggalkan Lawang Wangi bersama rombongan JAF menuju rumah kawan Arief untuk menyerahkan patung tuhan yesus, kami melalui jalan dengan banyak polisi tidur dan lumayan rusak aspalnya, jadilah berdebar semoga patung selamat. Patung tuhan yesus tiba dengan selamat, lalu Arief mengantarkan saya dan Lulus ke Batik Jogja, kami berdua menginap di kontrakan Bottlesmoker. Di BJ sudah ramai pada menonton filem tentang musik noise, Ewing dan Amenk turut serta, saya mulai membahas rencana INF 2014 dengan Angkuy sampai jam 2 pagi, saya tidur di kamar Ranti, Lulus di ruang TV.

Bandung Public Furniture 
11 Mei 2013

Bangun siang dan pergi ke Baraya Tarvel di tengah hari bersama Lulus, dia akan kembali ke Jakarta, semoga tahun ini saya bisa ke Jakarta dan berkunjung ke Forum Lenteng. Lulus berangkat menuju Jakarta, saya berjalan kaki ke Monumen Juang menyaksikan Bandung Public Furniture. Menemukan Roovie dan geng RELAX dengan Andi RHARHARHA sebagai ketua geng. Roovie menjadi salah satu peserta pameran Bandung Public Furniture dengan karya "Label Duduk" berupa sticker berwarna kuning terang berbentuk kursi berukuran sekitar 5cm. Label Duduk merupakan label untuk memberi nama tempat duduk di ruang publik, tempat duduk bisa berupa pinggiran trotoar, pot taman, apapun yang bisa dijadikan sandaran pantat untuk duduk.  


Taman di sekitar Monumen Perjuangan terbilang besar dan bersih, katanya tidak terlalu populer, kalah dengan Gasibu, padahal berdekatan, jadi panitia memilih Monumen Perjuangan sebagai venue Bandung Public Furniture untuk mempopulerkan taman tersebut. Memang terbilang sepi pengunjung, sejumlah pria memancing di kolam besar yang mereka isi sendiri dengan ikan yang mereka beli, sejumlah anak kecil bermain, tidak ramai. Karya public furniture berupa bangku taman, tempat sampah, pop-up library, dan beragam bangku yang memang unik. Favorit saya adalah bangku dengan model ayunan, jadi modelnya bangku piknik dengan kaki setengah lingkaran, jadi bisa jungkat jungkit, seru. Suasana taman menjadi ramai saat geng RELAX mulai beraksi, mencuri perhatian anak anak kecil, ANDI RHARHARHA membuat tape art taplak gunung, geng RELAX merakit kursi dengan longboard, namanya Kursi Gemes, anak kecil berebutan menaikinya, saya pun ikut riang gembira bermain friesbee dan taplak gunung ditemani gerimis bersama geng RELAX dan anak anak kecil.

tape art by ANDI RHARHARHA


CRAFTY DAYS #7
11 Mei 2013

Meninggalkan Monumen Perjuangan lanjut naik angkot ke Gedung Indonesia Menggugat (GIM) menuju Crafty Days #7 yang digelar oleh Tobucil dalam rangka ulangtahunnya yang ke-12. Bandung cukup macet karena akhir pekan, segera bergabung dengan keramaian di GIM, wow meriah sekali dengan tumpukan booth dan dekorasi yang apik. Bertemu dengan banyak handai taulan, ketemu Nurify dengan lapak ledidak-nya, kopidarat dengan Detti, berkunjung ke stand Garasi Opa menemui Rani & Budi, saya dan Budi memuji respon dari tulisannya "Kaset Pertama". Secepat kilat keliling GIM, menikmati sekilas komposisi barang barang menarik hati, yah ini adalah Crafty Days menampilkan banyak stand dengan barang barang ciamik dan workshop seru.  



Bertemu dengan geng A Stone A dan Age dengan booth WAWBAW yang juga menjadi desainer dari Crafty Days #7. Sharing mengenai INF (Indonesian Netaudio Festival), ternyata Age memang berniat membuat netlabel, WAWBAW records niatnya adalah netlabel, tapi keburu Neowax meminta diterbitkan rilisan fisiknya, jadinya belum netlabel, senang sekali Age akan bergabung dengan INF 2014, terpikirkan untuk membuat merchandise INF 2014 dengan WAWBAW. Acil dan Audry menghampiri saya, sayang sekali mereka tidak bisa bergabung meeting INF di rumahnya Wansky. Pry sudah berkabar menuju rumah Wansky, dengan petunjuk angkot dari Akbar saya menuju rumah Wansky yang berdekatan dengan Dago Tea House. 

garasi opa

wawbaw

Udara dingin datang, saya tidak membawa sweater, turun di depan Dago Tea House, baru kali ini kesana, suasananya nyaman asri dingin, membaca petunjuk dari Wansky, melalu jalan dengan deretan rumah kolonial, seru nih kost di daerah ini, tiba dengan selamat di kost Wansky setelah melalui jalan dengan turunan yang tajam. Wansky baru pindah karena dia kehilangan iPhone di kost yang lama, kost yang baru terasa lebih nyaman karena formatnya adalah rumah, jadi ada ruang tamu dan ruang keluarga, saya pun menemui kumpulan pria muda yang sedang bermain kartu dan kumpulan anak muda yang sedang menyiapkan merchandise Mocca, besok Mocca akan konser di IFI bandung jadi Wansky memang sedang sibuk, Wansky adalah manager Mocca. Setelah Pry dan istrinya datang kami mulai membahas INF. Kembali ke kost Ranti, segera istirahat. 

12 Mei 2013

Setelah berhasil mendapatkan tiket bis Bandung Express lalu makan enak di Kehidupan Tidak Pernah Berakhir, segera ke GIM naek angkot. Andriew, Ari, Deasy sudah hadir di Crafty Days, kami ikutan workshop merajut yubiyami, gampang dan seru. Mengobrol bersama Tarlen Handayani sebagai pendiri Tobucil mengenai Crafty Days #7 yang baru tahun ini menempati GIM. Bagaimana mereka melobi pihak kepolisian untuk memberikan ijin keramaian, bagaimana mereka memanfaatkan GIM dengan ruangan model T, gedung serasa pas menggelar market dan workshop. Dengan kilat sharing INF ke Feransis, Omuniuum, Deden & Audry. Sayang sudah jam 3 sore, bis saya jam 4 sore, Ari mengantarkan saya ke pool bis Bandung Express ditemani gerimis, tidak lega tidak bisa mengobrol panjang karena saya harus segera kembali ke Surabaya. 

berfoto bersama Tarlen Handayani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar