kat & simon |
1 April 2013
Sejak pagi berada di PINK fotocopy untuk mengerjakan katalog Cergamboree 2013, sementara Kat dan Andriew mengurus display di Galeri AJBS. Stress karena tidak berhasil mencetak sesuai petunjuk yang diberikan Kat, kali ini kami mencetak katalog dengan ukuran persegi sebesar kotak CD, sesuai dengan tema yang kami pilih tahun ini "Compact Comic". Hingga siang datang saya akhirnya mengambil jalan pintas mencetak, tidak sesuai petunjuk yah setidaknya cukup layak untuk dibagikan saat press conference dan pembukaan pameran. Cergamboree adalah festival komik Indonesia-Prancis hasil kerjasama C2O Library dengan IFI Surabaya. Ini adalah tahun kelima penyelenggaraan Cergamboree.
Dengan bantuan yang penuh dari para pekerja PINK, katalog selesai 30 biji dan saya bawa bersepeda ke Galeri AJBS, jam 2 siang kami menggelar press conference, meskipun masih banyak karya yang belum selesai display karena memang butuh banyak waktu untuk menggantung semua frame di galeri yang cukup besar. Kat dengan apik menata hasil submission Compact Comic berupa komik dengan CD yang berisi mixtape lagu favorit sang pembuat komik. Kami mendisplay dengan membuat listening stasiun, sebuah PC dengan headphone, iTunes menampilkan artwork cover mixtape, menarik. Sebenernya kami ingin membuat display yang beragam, tidak hanya poster A3 didalam frame, tapi pihak Galeri belum memberikan lampu hijau untuk display gaya lain misalnya membuat mural, kami juga tidak berhasil mencetak A0 karena submission Compact Comic tidak hi-res. Simon Geliot--komikus Prancis yang diundang--terlihat mengawasi pemasangan karyanya, dengan rambut pirang keriting, kacamata minus bulat, kaos dan celana kargo serta sneaker, dia terlihat santai.
Para wartawan berdatangan, press conference dimulai, terlihat para wartawan menyukai listening station yang kami buat, sesuai dengan pengantar di katalog, Kathleen menjabarkan pentingnya beragam media berkomik, dan menggabungkannya dengan hal lain, seperti musik. Sejumlah kawan ikutan Compact Comic yaitu Toro Elmar, Ozsa Erlangga, Abi Rama, Nita Darsono, Bembibum Kusuma, Nadia Maya, Inggit Fatmawati, Adrea, Tubagus RIski, Ramok Lakoro, Jasmine, X-GO. Toro Elmar membuat komik melankolis, bisa dilihat dari judulnya "Perpetual Melancoly", dengan mudah saya mengenali karakter komiknya, yaitu Toro Elmar sendiri, dia memang dikenal rajin membuat diari grafis. yang membuat saya ketawa hebat adalah komik buatan Abi Rama bertajuk Komik Pinter, tuh komik goblok banget, merindukan komik goblok-goblokan macam gini, fotokopian pula. Jasmine berhasil membuat kami tertegun dengan komik "Jack Si Petenis", Jasmine bagaikan membuat satire dimana seorang anak meraih piala adalah hal yang penting bagi orangtua. Jasmine yang berusia 8 tahun menjadi peserta termuda dan paling menggugah. Membaca komik sambil mendengar musik yang direkomendasikan oleh sang komikus sendiri adalah pengalaman baru para pengunjung Cergamboree 2013, mereka betah berlama-lama di listening station, kami pun mendapatkan banyak respon positif dari para pengunjung yang sudah berdatangan sebelum pembukaan pameran.
Display belum beres, karya Simon Geliot diutamakan pengerjaannya, lebih dari 30 frame berjejer bertumpuk memamerkan komik terbarunya : Benigno, yang merupakan biografi dari seorang tokoh revolusioner dari Kuba, Simon Geliot pamit kembali ke hotel karena masih lelah akibat jetlag, kami janjian bertemu besok siang untuk jalan kaki keliling Surabaya Utara. Cak Ikin dan Vinka datang mempersiapkan pemutaran AnimNation, para komikus yang berdomisili di Surabaya berdatangan, Broky, Yudis, Is Yuniarto, John Reinhart, X-GO, dan geng Milisi Fotocopy. Jam 7 malam kami membuka Cergamboree 2013 dengan pemutaran AnimNation yang menampilkan lebih dari 10 animasi, salah satunya animasi yang dibuat oleh Opet dan Ade. Ramai pengunjung, mereka duduk lesehan menikmati animasi Indonesia yang cukup beragam gaya. Jam 9 malam kami menutup pembukaan Cergamboree 2013 karena Galeri AJBS tutup jam 9 malam.
2 April 2013
Hari ini sengaja kami kosongkan tidak ada kegiatan di Cergamboree, siang ini saya mengajak Simon Geliot berjalan kaki mengenal Surabaya. Jam 2 siang saya janjian di lobby hotel Sheraton tempat Simon menginap. Kami mulai berjalan kaki dari Sheraton menuju Ampel. Begitu keluar hotel, Simon langsung merokok, dia kecnaduan rokok, sebelumnya dia kecanduan ganja, lalu memutuskan berhenti, pelariannya adalah rokok dan alkohol, hahah terlihat sama saja. Dengan backpack dan pakaian santai serta sneakers, Simon dengan semangat berjalan kaki, membeli rokok kretek di pedagang asongan yang beredar di trotoar. Ini pertama kalinya Simon ke Indonesia, dia menemukan disini tidak bebas menjual alkohol, di minimart dia tidak menemukan whisky, hanya bir. Di Surabaya minum bir di jalan adalah hal yang aneh untuk dilakukan, kami minum bir di pub dan di rumah.
Kami memilih tema Compact Comic karena melihat salah satu karya poster yang dibuat oleh Simon, poster sejumlah gig di Paris, performernya adalah DJ. Simon rajin datang ke gig di Paris, setidaknya sebulan sekali, dia sangat menikmati musik elektronik, salah satu musisi elektronik favoritnya adalah dari Belgia yang memainkan elektronik jazz, saya lupa namanya. Cuaca cukup cerah, sedikit mendung, tidak terlalu panas, cukup bersahabat untuk berjalan kaki jarak jauh.
Mampir ke Pasar Blauran, mencicipi cucur yang hangat legit, menembus deretan kios penjaja perhiasan emas, Simon pun sibuk membalas sapaan "Halo Mister". Tiba di Jalan Bubutan, Haris menghentikan vespanya dan menyapa kami, terheran kami berjalan kaki. Menuju Kampung Peneleh, mengenalkan rumah kelahiran Soekarno--Bapak Bangsa Indonesia, menunjukkan sejumlah makam yang berada di tengah gang, menemukan banyak kucing berkeliaran, dan tentu saja warga yang ramah menyapa kami (Simon pastinya). Meluncur ke Makam Peneleh, memamerkan jejak freemason di sejumlah nisan, tempat ini potensial banget untuk kunjungan wisata. Puas dengan penampakan banyak makam di Kampung Peneleh kami lanjut berjalan kaki melewati Tugu Pahlawan dan masuk ke Pecinan yang ramai truk barang hilir-mudik, menunjukkan Rumah Abu keluarga Han dan Tjoa yang tertutup truk yang parkir di muka rumah abu. Tiba di Jalan Panggung, memberikan aba-aba kepada Simon untuk mempersiapkan diri. Yah banyak sekali kejutan di Jalan Panggung, rumah berlantai dua dengan langgam indis, toko rempah-rempah, toko parfum, dan pasar ikan.
Kami masuk ke Pasar Ikan Pabean, bergabung dengan para penjual dan pembeli dalam kulkas yang paling besar di Surabaya, riuh sapaan para penjual ikan kepada Simon (maklum dia bule), riuh hilir mudik para kuli pengangkut, riuh tumpukan hasil laut, lalu kami beristirahat sambil minum jus, saya memang kejam mengajak Simon berjalan kaki tanpa berhenti. Kami lanjut ke gang Ampel Suci, di Prancis banyak muslim yang berasal dari Afrika, jadi mereka berkulit hitam, disini muslim yang berkeliaran adalah keturunan Hadramaut, berkulit putih berhindung mancung. Tujuan kami selanjutnya adalah House of Sampoerna, karena Simon suka kretek. Ternyata Simon masih belum puas jalan jalan, dia minta untuk melihat laut, kami pun naik angkot ke Pelabuhan Tanjung Perak. Di dalam angkot, sejumlah siswa SMP mengajak Simon mengobrol, dan kami tiba di pelabuhan yang tidak terlalu ramai, tapi malam sudah datang, tidak terlalu bisa melihat laut, tapi lumayan melihat keriuhan penumpang dan kapal menuju Madura, kami berisitirahat sejenak di dermaga depan mercu suar, dan Simon tetap merokok, gilak sepanjang jalan gak berhenti merokok. Krisna menelpon Simon menanyakan keberadaannya, kami lanjut naik bis kota kembali ke Sheraton, jalan kaki yang menyenangkan.
3 April 2013
Bersepeda ke Granito Tile Studio di Jalan Baliwerti, pagi ini digelar workshop Compact Comic. Karena tukang parkiran menolak sepeda saya, akhirnya sepeda saya dilipat ditauh di basement-nya Granito, terimakasih Granito. Para peserta berdatangan, hanya mengenal Melissa, workshop dimulai, Simon Geliot memberikan workshop dengan Kathleen sebagai penerjemah. Materi workshop adalah membuat komik dari lirik lagu, tiap peserta menjelaskan lagu yang dipilih. Simon berhasil "memaksa" saya ikutan bikin komik, saya memilih "Sumber Kencono - Punkasila", saya yang belum bisa gambar yang bagus, memilih untuk ber-typography, Simon memberikan petunjuk untuk memainkan huruf, wah senang bisa belajar hal yang menyenangkan dan terpikir memakainya untuk zine saya. Melissa dengan cepat menyelesaikan komik tragisnya, Kat membuat komik tentang Charlie terinspirasi lagu "Rat & Cat - Frau", peserta lainnya juga khusyuk menggambar dengan ditemani tembang tembang elektronik koleksi Simon.
Workshop hingga jam 4 sore, saya bersepeda menuju Galeri AJBS, Kat & Andriew ke PINK untuk mencetak katalog. Tak terduga saya disambut kritikan dari pegawai Galeri AJBS, mereka kewalahan menangani pengunjung dan menjaga pameran, galeri tidak bisa ditinggal (ini berbeda dengan galeri di Yogyakarta yang tidak perlu ada petugas khusus untuk penjaga pameran), saya terkejut karena memang kami tidak memikirkan untuk menjaga pameran karena ada kegiatan workshop di Granito dan berharap IFI yang mengaturnya karena lokasinya berdekatan. Untuk Cergamboree 2013 ini memang tidak ada volunteer, kami bertiga ternyata cukup bisa mengerjakannya (dulu aja Kat ngerjainnya sendirian). Memang pengunjung Cergamboree 2013 cukup banyak dan mereka betah untuk menikmati komik di listening station, becandaan kami adalah pihak Gleri AJBS kewalahan dengan pengunjung yang banyak karena sebelumnya pameran yang digelar disana cukup berjarak (karyanya) dengan masyarakat.
Trio Hantu (Cak Waw, Broky, Yudis) datang mempersiapkan acara peluncuran komik "101 Hantu Dunia" mereka membawa tim sendiri (MC, operator, fotografer), mereka juga membawa bungkusan nasi kuning, wah bancaan. Beng Rahardian turut datang sebagai perwakilan dari penerbit "101 Hantu Dunia" yakni Cendana Art Media. Peluncuran "101 Hantu Dunia" berlangsung meriah ditutup pemutaran animasi karya Cak Waw bertajuk Sang Suporter, sambil para pengunjung melahap nasi kuning dan telur asin cap Cak Waw. Saya menjaga lapak bersama Simon yang juga menjual komiknya, jadi para pengunjung bisa sekalian ngobrol dengan Simon. Jam 9 jadwal galeri tutup, kami semua membubarkan diri, saya lanjut ke Nen's Corner meeting untuk gig tanggal 21 April mendatang.
4 April 2013
Kat & Andriew menjemput saya, kami menuju Granito Studio, akan menggelar Comic on Tile jam 10, sama seperti tahun lalu kami akan menggambar komik diatas keramik, para peserta pun berkumpul tepat waktu. Melissa & Pao turut hadir, wah akhirnya ketemu juga sama Pao. Kat & Simon memimpin untuk mengeloborasi cerita, pertama memilih karakter, kemudian membuat alur cerita, masing masing peserta memberikan kontribusi, terbentuklah karekter Kucing dengan Sepatu Boot, Afro-Banana, Pak Elpiji 3KG, dengan kisah sang kucing dan afro-banana datang ke konser musik underground di Makam Peneleh, mereka masuk ke lubang kuburan dan bertemu Pak Elpiji 3KG dan meledakkan bawah tanah yang membawa mereka ke Rawon Setan yang terkenal dengan harga mahalnya, karena lapar sang kucing akhirnya memakan Afro-Banana. Dengan menggunakan spidol, tinta cina, cat air, para peseta menggambar bagian ceritanya masing masing. Tengah hari kami berhasil menyelesaikannya dan lanjut ke Galeri AJBS mempersiapkan pesta penutupan.
Kami menata Comic on Tile di tengah galeri, memamerkannya. Jam 7 malam, memulai pesta penutupan dengan pidato dari direktur IFI yang baru yang saya belum fasih menyebutkan namanya, Simon Geliot, dan Kathleen. Setelah itu Kat mengundang para komikus Surabaya untuk memperkenalkan diri kepada para pengunjung. Is Yuniarto, John G. Reinhart, Broky, Bagus menceritakan sejarah berkomiknya, dilanjutkan presentasi komik oleh Ramok Lakoro dan Jasmine. Opet dan Ade menutup Cergamboree 2013 dengan menggambar musik. Opet menggunakan wacom menggambar kover album favoritnya seperti Smashing Pumpkins, Frau, ditemani tembang dari album tersebut yang diputar oleh Ade. Terimakasih untuk dukungan dan kontribusi kawan kawan pecinta komik, sampai jumpa tahun depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar