Selasa, 29 Januari 2013

tentang deugalih


deugalih 
(foto koleksi deugalih)

tanya jawab saya dengan seorang pedestarian and nomadic with portable home : deugalih

nama lengkap Galih...
- Nama lengkapnya ... hmm... piye ya? Namaku Galih, artinya naluri dan hati.
Cukup :)

Deugalih, saya googling dan nemu di wiktionary, deu=banyak (bahasa rejang) bener gak? *sok tahu*
- Cocok sih. Arti Galih sendiri kan hati, jadi kalo bahasa Rejang diperkirakan punya arti: hati-hati :))
Kalo bahasa Portugis jadi: memberikan hati.

Sebetulnya nama ini dari Age, tahun 2003, dia nyebutin apa aja dengan The. The kereta, the pasir, dan yang masih bertahan The Galih jadi panggilan. Ah, tapi The Galih kedengeran mirip The Sigit. Jadi diubahlah jadi Deugalih, trus Dede dari Wastedrockers sangat KBBI, jadi nama Deugalih pun dipisah penulisannya Deu' Galih, yah pulang lagi deh tahun 2010 jadi Deugalih. Gitu deh deu

karena kita gak sempet ngobrol, jadi saya dapat cerita dari Eva dan Galant tentang dikau sebagai pedestarian dan nomadic, sesuai dengan profil di akun twitter mu, ceritain dirimu sebagai pedestrian and nomadic with portable home :D
-  Wah, menarik. Aku pingin orang-orang ini jadi pedestrian, atau menemukan cara agar ruang publik kita ini betul-betul bisa dibagi, memakai kendaraan pribadi hanya saat di saat sangat penting, membagi waktu adalah yang paling diremehkan manusia modern, jadilah orang yang melewati pemikiran orang modern :))

Nomadic. Pilihan hidup sebelas tahun ini, hidup di komunitas, berpindah-pindah, ini anak muda banget. Hemat, bisa dapet banyak ilmu, D.I.Y itu pasti, mesti punya basis ekonomi, tentu. Portable Home adalah, semuanya rumah, semua bisa jadi keluarga.

sekalian dongengin tentang kampung halamanmu : Indramayu (soalnya saya belum pernah kesana, kata Doly kalian satu SMP/SMA di Indramayu). 
- Indramayu. Panas, banyak walet, sorenya langitnya merah bukan oranye... sebab ada kilang minyak kali yah. 

Orang-orangnya lucu, kota terbaik di pulau Jawa versi aku selain Salatiga, sebab tata kotanya rapi, oh kalau dibanding Bandung... Bandung mesti malu dengan tata kotanya yang berantakan. Indramayu perumahan, instansi pemerintah, sekolah, pasar, dan lain sebagainya tertata rapi dan terpisah. 

Dan Indramayu, lebih banyak pejalan kaki dan pesepeda sampai hari ini. Di Indramayu kamu ga mesti bergaya ke mana-mana, ga seperti kota lain, naik sepeda untuk identitas anak muda kamu pake Onthel atau sepeda bagus bertenaga listrik, di sini, kendaraan ya kendaraan. Penduduk Indramayu aseli, ga punya gap kesukuan, meskipun mereka sering dibilang Jawa Koek, kita ga rasis sejak zaman entah-berantah. 

Yang disuka dari Indramayu adalah ada ratusan bahasa di sini, setiap kampung punya bahasa sendiri, jadi kamu bisa tau seseorang hanya dari berkata "Saya." untuk penggunaan saya di Indramayu memakai: reang, kula, kawula, tiang, kita, urang, abi, dan lain sebagainya. Ini adalah kota sejarah bahasa di pulau Jawa, mungkin sisa-sisa masyarakat yang pakai bahasa Mataram salah satunya tersisa di sini, sebab ini titik tengah perhentian prajurit Mataram dulu.

katanya dikau sering menghilang yah heheh...bisa berbagi tempat menghilang yang menyenangkan?
- Menghilang. Ya wajar, aku ga suka terlalu deket sama orang, setengah-setengah aja. Kalau terlalu deket, kamu jadi punya ikatan perasaan yang kuat, jadi sebagai nomadic, itu fatal. Hidup sebagai bukan siapa-siapa bakal bikin hidup seperti ini tidak dianggap siapa-siapa dan wajar-wajar saja "Memang begitulah Galih." Ya, cukup.

Tempat menghilang paling menyenangkan adalah ketemu teman yang punya rencana bepergian dengan biaya murah atau tanpa biaya.

bagaimana hidup sebagai orang Bandung? merespon kota Bandung dengan musik?
- Sekarang sebagai orang Bandung. Aku benci kota ini sekaligus sayang. Sebab, lucu, orang Bandung zaman kini, permasalahan hidup mereka sepertinya selesai ketika mereka sudah bisa punya kendaraan yang namanya motor atau mobil. Lucu ya? 10 sampai belasan tahun lalu, pagi hari untuk kota ini kamu bisa bernapas mengeluarkan asap dari mulut, sekarang, kalo kamu buka mulut... kamu batuk-batuk sebab polusi kencang betul setiap pagi. Orang Bandung dalam waktu 20 tahun terakhir, bisa dibilang taraf hidupnya menurun... jadi banyak orang miskin, orang miskin yang pakai kendaraan.

Merespon Bandung dengan musik? Hmm, menarik. Banyak yang bisa diambil. Terutama pendidikan alternatif. Mari kita lupakan itu orang-orang berkendaraan pribadi yang pikirannya makin sempit, lebih baik kita lihat anak-anak hari ini, yang suka menanam pohon dan belajar apapun yang lebih baik dari orang-orang sebelum mereka...yang hari ini diterapkan disebagian komunitas-komunitas kreatif dan sekolah-sekolah yang membuka wacana ini :)

wah dikau masih multiply-an ya...
- Yo'ay :) Datanya terlalu banyak, bikin males pindah deh ke blog lain :(

bagaimana dengan sistem pendidikan di Indonesia yang belum memasukkan pendidikan musik dalam kurikulum?
- Wah, aku bisa bilang, sistem pendidikan yang keren itu Fun Education. Bukan fun dan education adalah hal terpisah. Musik adalah fun education. Aku sendiri pengajar di Sekolah Dasar. Musik tentu saja. Lagi, ga mesti itu musik jadi pelajaran kok, namun belajar apa saja melalui musik, jadikan musik sebagai kerangka.

beberapa kawan mengagumi dikau sebagai seorang musisi yang handal, terutama terlihat saat bersolo karier sebagai Deugalih, bagaimana proses belajar bermain gitar dan vokal? 
- Serius banget niiih :))
Aku ga pernah nganggep ini karir. Karirku sebagai pendongeng, entah itu dibayar atau tidak. Main gitar pun aku ga kenal teknik, jadi yang spesial sebetulnya yang penting aku berani mainin gitar sambil nyanyi.
karena saya melewatkan penampilan Deu Galih & Folks sabtu lalu di Potluck, bisa ceritakan musik kalian, secara kalian menjadi grup musik yang paling dinantikan pertunjukkannya :D
- Kami lucu dan jenius, tentu :))

lirik Deugalih & Folks berkaitan dengan bumi dan manusia, optimis atau pesimis atau apa terhadap bumi dan manusia? 
- Kritis. Orang pesimis, sebetulnya kan orang optimis yang merasa gagal dan pemalas. Aku ga peduli tentang optimis dan pesimis, yang penting bagaimana aku ngelakuin belasan tahun ini sebagai pedestrian dan nomadik sebagai jawaban, terserah mereka punya anggapan apa, yang jelas ini pola pikir aku yang positif dan paling ramah lingkungan.

Bagaimana dengan pergerakan netlabel di Indonesia, dikau kan rooster inmyroom? dan terimakasih dikau telah berbagi musik :D 
- Yang mendirikan netlabel, semoga kalau surga ada, kalian masuk surga. Yang main musik underrated macem aku, kualitas rendah, namun punya sesuatu yang bisa dibagi, ya di sini bisa dibagikan. Happines was real when shared ;)

Sekali lagi makasih atas buku "Ruang Publik, Identitas, dan Memori Kolektif Pasca-Soeharto -  Abidin Kusno" ...nah berkaitan dengan ruang publik, bagaimana Galih sebagai seorang pejalan kaki sekaligus musisi melihat eksploitasi ruang publik di kota kota besar?
- Hal ini bukan mesti dijawab oleh masyarakat dengan "Pemerintah itu blablabla..." Bikinlah space untuk kamu bernapas dimulai dari diri kamu sendiri.

lagi baca buku apa? ceritain dikit donk (cerita banyak juga mau) ...
- Aku ga update buku 3 bulan ini :( Hari-hariku penuh jalan kaki, jahit-menjahit dan bikin pernak-pernik untuk dijual :)) ... buku terakhir adalah Saga No Gabai Bachan, buku ini bagus untuk kita belajar hidup, "Hemat itu jenius."

karena halimun adalah zine tentang perjalanan, buku perjalanan yang dikau rekomendasikan?
- Moneyless Man.
Galih mau berkunjung ke dunia mana yang ada dalam buku? kalau saya Dunia Oz :) 
- Little Prince dan Sekolah Tomoe di Totto Chan.

bisa deskripsi artwork deu galih yang kayak mahatmagandhi dengan tangan banyak :D
dan yang bikin artworknya siapa?

Artwork itu judulnya Kalatidha pake kiasan tokoh biksu yang nyeleneh, buatan taun kapan au deh... seinget mah pake CorelDraw 4.

bisa diliat dimana hasil jahit menjahit dan pernak pernik yang dikau bikin?
Sebab gue pindah-pindah, Nit, kadang karya ga kedokumentasi, kalo sempet aja difoto sama pemilik tempat yang gue singgahin tidur (ya mana punya kamera di gue), kalo karyanya udah jadi, ya gue kasih-kasihin begitu aja semau-mau. Nah, kemarinan banget lagi belajar jait, nah belum ada tuh karya realnya, gue baru belajar teknik-tekniknya nih sekarang, masih proyek yang mudah-mudahan serius ini mah bisa dijual, soalnya modalnya lumayan boros ternyata :)) mudah-mudahan... pinginnya sih bikin tas slempang kayak zaman Lupus 90an gitu, Nit. Trus sebelumnya, lagi asik bikin dream catcher ama temen deket gue, Deno, resep banget deh pokonya, dari bangun tidur ampe tidur lagi tetep bikin dream catcher gitu, Nit, ampe gue boker juga tetep bikin dream cather, pokoknya maap-maap aja kalo yang dapet dream catcher yang satu itu agak bau-bau gimana, abis bikinnya di WC. Trus... ya standarlah intinya sih kebanyakan waktu luang, jadi kalo ada iseng ya bikin-bikin apa aja, sama aja kayak orang-orang laen. Ya gimana, gue kerjanya numpang, kalo ga bikin apa-apa, adanya bikin repot kan? Atau yang paling BT kalo tempat yang gue singgahin ternyata ya kurang asik, alias ga ada kegiatan yang punyanya, ga ada deh yang bisa dikerjain… ya walhasil gue… total bikin repot, gue tidur, genjreng gitar, tidur… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar