deugalih
(foto koleksi deugalih)
tanya jawab saya
dengan seorang pedestarian and nomadic with portable home : deugalih
nama lengkap
Galih...
- Nama
lengkapnya ... hmm... piye ya? Namaku Galih, artinya naluri dan hati.
Cukup :)
Deugalih, saya
googling dan nemu di wiktionary, deu=banyak (bahasa rejang) bener gak? *sok
tahu*
- Cocok sih.
Arti Galih sendiri kan hati, jadi kalo bahasa Rejang diperkirakan punya arti:
hati-hati :))
Kalo bahasa
Portugis jadi: memberikan hati.
Sebetulnya nama
ini dari Age, tahun 2003, dia nyebutin apa aja dengan The. The kereta, the
pasir, dan yang masih bertahan The Galih jadi panggilan. Ah, tapi The Galih
kedengeran mirip The Sigit. Jadi diubahlah jadi Deugalih, trus Dede dari
Wastedrockers sangat KBBI, jadi nama Deugalih pun dipisah penulisannya Deu'
Galih, yah pulang lagi deh tahun 2010 jadi Deugalih. Gitu deh deu
karena kita gak
sempet ngobrol, jadi saya dapat cerita dari Eva dan Galant tentang dikau
sebagai pedestarian dan nomadic, sesuai dengan profil di akun twitter mu,
ceritain dirimu sebagai pedestrian and nomadic with portable home :D
- Wah,
menarik. Aku pingin orang-orang ini jadi pedestrian, atau menemukan cara agar
ruang publik kita ini betul-betul bisa dibagi, memakai kendaraan pribadi hanya
saat di saat sangat penting, membagi waktu adalah yang paling diremehkan
manusia modern, jadilah orang yang melewati pemikiran orang modern :))
Nomadic. Pilihan
hidup sebelas tahun ini, hidup di komunitas, berpindah-pindah, ini anak muda
banget. Hemat, bisa dapet banyak ilmu, D.I.Y itu pasti, mesti punya basis
ekonomi, tentu. Portable Home adalah, semuanya rumah, semua bisa jadi keluarga.
sekalian
dongengin tentang kampung halamanmu : Indramayu (soalnya saya belum pernah
kesana, kata Doly kalian satu SMP/SMA di Indramayu).
- Indramayu.
Panas, banyak walet, sorenya langitnya merah bukan oranye... sebab ada kilang
minyak kali yah.
Orang-orangnya
lucu, kota terbaik di pulau Jawa versi aku selain Salatiga, sebab tata kotanya
rapi, oh kalau dibanding Bandung... Bandung mesti malu dengan tata kotanya yang
berantakan. Indramayu perumahan, instansi pemerintah, sekolah, pasar, dan lain
sebagainya tertata rapi dan terpisah.
Dan Indramayu,
lebih banyak pejalan kaki dan pesepeda sampai hari ini. Di Indramayu kamu ga
mesti bergaya ke mana-mana, ga seperti kota lain, naik sepeda untuk identitas
anak muda kamu pake Onthel atau sepeda bagus bertenaga listrik, di sini,
kendaraan ya kendaraan. Penduduk Indramayu aseli, ga punya gap kesukuan,
meskipun mereka sering dibilang Jawa Koek, kita ga rasis sejak zaman
entah-berantah.
Yang disuka dari
Indramayu adalah ada ratusan bahasa di sini, setiap kampung punya bahasa
sendiri, jadi kamu bisa tau seseorang hanya dari berkata "Saya." untuk
penggunaan saya di Indramayu memakai: reang, kula, kawula, tiang, kita, urang,
abi, dan lain sebagainya. Ini adalah kota sejarah bahasa di pulau Jawa, mungkin
sisa-sisa masyarakat yang pakai bahasa Mataram salah satunya tersisa di sini,
sebab ini titik tengah perhentian prajurit Mataram dulu.
katanya dikau
sering menghilang yah heheh...bisa berbagi tempat menghilang yang menyenangkan?
- Menghilang. Ya
wajar, aku ga suka terlalu deket sama orang, setengah-setengah aja. Kalau
terlalu deket, kamu jadi punya ikatan perasaan yang kuat, jadi sebagai nomadic,
itu fatal. Hidup sebagai bukan siapa-siapa bakal bikin hidup seperti ini tidak
dianggap siapa-siapa dan wajar-wajar saja "Memang begitulah Galih."
Ya, cukup.
Tempat
menghilang paling menyenangkan adalah ketemu teman yang punya rencana bepergian
dengan biaya murah atau tanpa biaya.
bagaimana hidup
sebagai orang Bandung? merespon kota Bandung dengan musik?
- Sekarang
sebagai orang Bandung. Aku benci kota ini sekaligus sayang. Sebab, lucu, orang
Bandung zaman kini, permasalahan hidup mereka sepertinya selesai ketika mereka
sudah bisa punya kendaraan yang namanya motor atau mobil. Lucu ya? 10 sampai
belasan tahun lalu, pagi hari untuk kota ini kamu bisa bernapas mengeluarkan
asap dari mulut, sekarang, kalo kamu buka mulut... kamu batuk-batuk sebab
polusi kencang betul setiap pagi. Orang Bandung dalam waktu 20 tahun terakhir,
bisa dibilang taraf hidupnya menurun... jadi banyak orang miskin, orang miskin
yang pakai kendaraan.
Merespon Bandung
dengan musik? Hmm, menarik. Banyak yang bisa diambil. Terutama pendidikan
alternatif. Mari kita lupakan itu orang-orang berkendaraan pribadi yang
pikirannya makin sempit, lebih baik kita lihat anak-anak hari ini, yang suka
menanam pohon dan belajar apapun yang lebih baik dari orang-orang sebelum
mereka...yang hari ini diterapkan disebagian komunitas-komunitas kreatif dan
sekolah-sekolah yang membuka wacana ini :)
wah dikau masih
multiply-an ya...
- Yo'ay :)
Datanya terlalu banyak, bikin males pindah deh ke blog lain :(
bagaimana dengan
sistem pendidikan di Indonesia yang belum memasukkan pendidikan musik dalam
kurikulum?
- Wah, aku bisa
bilang, sistem pendidikan yang keren itu Fun Education. Bukan fun dan education
adalah hal terpisah. Musik adalah fun education. Aku sendiri pengajar di
Sekolah Dasar. Musik tentu saja. Lagi, ga mesti itu musik jadi pelajaran
kok, namun belajar apa saja melalui musik, jadikan musik sebagai kerangka.
beberapa kawan
mengagumi dikau sebagai seorang musisi yang handal, terutama terlihat saat
bersolo karier sebagai Deugalih, bagaimana proses belajar bermain gitar dan
vokal?
- Serius banget
niiih :))
Aku ga pernah
nganggep ini karir. Karirku sebagai pendongeng, entah itu dibayar atau tidak.
Main gitar pun aku ga kenal teknik, jadi yang spesial sebetulnya yang penting
aku berani mainin gitar sambil nyanyi.
karena saya
melewatkan penampilan Deu Galih & Folks sabtu lalu di Potluck, bisa
ceritakan musik kalian, secara kalian menjadi grup musik yang paling dinantikan
pertunjukkannya :D
- Kami lucu dan
jenius, tentu :))
lirik Deugalih
& Folks berkaitan dengan bumi dan manusia, optimis atau pesimis atau apa
terhadap bumi dan manusia?
- Kritis. Orang
pesimis, sebetulnya kan orang optimis yang merasa gagal dan pemalas. Aku ga
peduli tentang optimis dan pesimis, yang penting bagaimana aku ngelakuin
belasan tahun ini sebagai pedestrian dan nomadik sebagai jawaban, terserah
mereka punya anggapan apa, yang jelas ini pola pikir aku yang positif dan
paling ramah lingkungan.
Bagaimana dengan
pergerakan netlabel di Indonesia, dikau kan rooster inmyroom? dan terimakasih
dikau telah berbagi musik :D
- Yang
mendirikan netlabel, semoga kalau surga ada, kalian masuk surga. Yang main
musik underrated macem aku, kualitas rendah, namun punya sesuatu yang bisa dibagi,
ya di sini bisa dibagikan. Happines was real when shared ;)
Sekali lagi
makasih atas buku "Ruang Publik, Identitas, dan Memori Kolektif
Pasca-Soeharto - Abidin Kusno" ...nah berkaitan dengan ruang publik,
bagaimana Galih sebagai seorang pejalan kaki sekaligus musisi melihat
eksploitasi ruang publik di kota kota besar?
- Hal ini bukan
mesti dijawab oleh masyarakat dengan "Pemerintah itu blablabla..."
Bikinlah space untuk kamu bernapas dimulai dari diri kamu sendiri.
lagi baca buku
apa? ceritain dikit donk (cerita banyak juga mau) ...
- Aku ga update
buku 3 bulan ini :( Hari-hariku penuh jalan kaki, jahit-menjahit dan bikin
pernak-pernik untuk dijual :)) ... buku terakhir adalah Saga No Gabai Bachan,
buku ini bagus untuk kita belajar hidup, "Hemat itu jenius."
karena halimun
adalah zine tentang perjalanan, buku perjalanan yang dikau rekomendasikan?
- Moneyless Man.
Galih mau
berkunjung ke dunia mana yang ada dalam buku? kalau saya Dunia Oz :)
- Little Prince
dan Sekolah Tomoe di Totto Chan.
bisa deskripsi
artwork deu galih yang kayak mahatmagandhi dengan tangan banyak :D
dan yang bikin
artworknya siapa?
Artwork itu
judulnya Kalatidha pake kiasan tokoh biksu yang nyeleneh, buatan taun kapan au
deh... seinget mah pake CorelDraw 4.
bisa diliat dimana
hasil jahit menjahit dan pernak pernik yang dikau bikin?
Sebab gue pindah-pindah, Nit, kadang karya ga kedokumentasi, kalo sempet
aja difoto sama pemilik tempat yang gue singgahin tidur (ya mana punya kamera
di gue), kalo karyanya udah jadi, ya gue kasih-kasihin begitu aja semau-mau.
Nah, kemarinan banget lagi belajar jait, nah belum ada tuh karya realnya, gue
baru belajar teknik-tekniknya nih sekarang, masih proyek yang mudah-mudahan
serius ini mah bisa dijual, soalnya modalnya lumayan boros ternyata :))
mudah-mudahan... pinginnya sih bikin tas slempang kayak zaman Lupus 90an gitu,
Nit. Trus sebelumnya, lagi asik bikin dream catcher ama temen deket gue, Deno,
resep banget deh pokonya, dari bangun tidur ampe tidur lagi tetep bikin dream
catcher gitu, Nit, ampe gue boker juga tetep bikin dream cather, pokoknya maap-maap
aja kalo yang dapet dream catcher yang satu itu agak bau-bau gimana, abis
bikinnya di WC. Trus... ya standarlah intinya sih kebanyakan waktu luang, jadi
kalo ada iseng ya bikin-bikin apa aja, sama aja kayak orang-orang laen. Ya
gimana, gue kerjanya numpang, kalo ga bikin apa-apa, adanya bikin repot kan?
Atau yang paling BT kalo tempat yang gue singgahin ternyata ya kurang asik,
alias ga ada kegiatan yang punyanya, ga ada deh yang bisa dikerjain… ya
walhasil gue… total bikin repot, gue tidur, genjreng gitar, tidur…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar