Minggu, 30 September 2012

steal like an artist




Sabtu, 29 September 2012

Karena mimpi datang ke rumah Nanie--sahabat saya yang akan menikah 15 November 2012, saya jadi resah dan berharap pernikahannya adalah suatu kisah bahagia, jadinya melek-merem dari jam 3 pagi, jam 5 pagi membalas sms Kat, kami janjian jam 6 pagi di C2O Library. Mandi adalah hal tepat yang dilakukan saat merasa resah, cukup lama saya mandi, 25menit, membaca sms dari Adhiel, menanyakan kapan kami tiba di Ampel, dia sudah siap menyambut kami, wah sepertinya kami kesiangan! Pagi ini kami akan membuat video Manic Street Walkers edisi Kampung Arab. 

Jalan kaki ke Jalan Dr Cipto, sudah jam 6 lewat, Kat membuka pagar C2O Library, dan Erlin mengirim pesan singkat bahwa dia baru berangkat dari rumah, hehhe kami memang kesiangan. Erlin datang, kami bertiga menuju Ampel, Erlin menyemangati diri sendiri yang masih mengantuk, saya dan Kat menambah panjang perjalanan dengan rute yang salah, heheh saya lebih apal rute jalan kaki daripada rute kendaraan bermotor. Jam 7 pagi kami tiba di jalan raya KHM Mansyur yang memamerkan Hotel Kemadjuan dan lapak dagangan barang bekas dan macam macam obat seperti di Jalan Gembong. Tidak disangka Najmi menyambut kami, bersamanya kami ke rumah Adhiel di Jalan Kalimas Udik gang 2, dan bertemu Adhiel yang sudah siap sejak tadi, hehhe. Sambil membahas rute yang akan diambil dan cerita perjalanan, Adhiel menyuguhkan kami Samosa dan teh panas yang disajikan dalam teko dan cangkir kecil, wah hidangan yang lucu. 

Diputuskan Adhiel menjadi tokoh utama, dia berjalan kaki keliling Ampel, sarapan gulai kambing, bertemu handai taulan di sepanjang jalan, dan berakhir jam session bersama Najmi. Adhiel dan Najmi Matahari pagi masih nyaman, kami mulai bergerak menjelajahi Kampung Ampel, selalu terkesima dengan gang gang sempit dengan tumpukan rumah kolonial macam di Kauman Yogyakarta, ditambah masyarakat yang hidup, lalu lalang warga lokal, ibu ibu yang mengintip kami dari balik tirai bambu yang menghiasi pintu rumah mereka. Saking banyaknya yang menarik di kampung ini, kami lumayan kebingungan (dasar turis). Keluar dari Kalimas Udik masuk Jalan Panggung, mengambil setting Masjid Serang dan deretan toko parfum, kami pun sempat berkunjung ke salah satu toko parfum yang pemiliknya adalah kenalan Najmi. 

Aktivitas kami mengambil gambar cukup mencuri perhatian warga lokal apalagi Erlin dan Kat adalah keturunan Tionghoa, mungkin jarang sekali melihat pemuda keturunan Arab dan Tionghoa beraktivitas bersama di Kampung Arab, teringat kisah pertemanan AR Bawesdan yang lintas-etnis. Toko toko kitab dan kurma di Jalan Sasak mulai buka, kami menuju kesana, hhehe ternyata memang sudah yah teknis bikin video, saya hanya membantu Erlin ngangkat tripod, Kat membantu merekam audio, Adhiel dan Najmi mungkin geleng geleng kepala melihat cara kerja kami yang cukup serabutan nan serampangan, tapi yang penting bersenang senang! Kami masuk ke gang favorit kami, menemui sebuah keluarga Jawa-Madura yang mendiami rumah kolonial, mereka mempunyai dapur terbuka, kami membeli panganan yang mereka buat, haha meskipun kami sudah kenyang sarapan di rumah Adhiel, demi video kami makan lagi. 

Gak keras sudah hampir setengah sepuluh, kami akhiri jalan kaki hari ini karena Adhiel ada keperluan lain, kami berjalan kaki kembali ke Kalimas Udik, membeli Samosa untuk pertemuan ayorek sore nanti, keluarga Adhiel memproduksi Samosa dalam bentuk frozen food, sangat kami rekomendasikan! Berjanji untuk sesi selanjutnya kami akan datang lebih pagi. Saya dan Kat kembali ke C2O Library, Erlin kembali ke rumah. Tidur tiduran sambil melanjutkan baca Soekarno : Penjambung Lidah Rakjat hingga siang habis. Bayu datang dan kami mempersiapkan ruangan untuk pertemuan sore ini, Bayu dan Andriew akan presentasi mengenai design buku yang akan dibuat oleh tim ayorek. 

Jam 3 sore, para peserta Teasure Hunting Project berkumpul dan dimulai presetasi oleh Andriew Budiman sebagai designer bukunya, materi yang ok banget mengenai buku Steal Like An Artist (http://www.austinkleon.com), sebuah buku dengan ukuran 15cm x 15cm, membuat panorama yang pas, ilustrasi yang sederhana tapi tepat, pemilihan kata yang ringkas nan jelas, ide sang penulis--Austin Kleon--dengan mudahnya kami serap : Be A Good Theft. Andriew juga memberikan quote : "tidak hanya Affandi, semua orang bisa menggambar", sangat makasih atas motivasinya :D

Bayu dan Kat melanjutkan dengan memberikan gambaran mengenai content, format, dan design buku yang diproduksi, jadi tidak hanya Teasure Hunting Projetc, tapi juga direktori komunitas dan ruang berbagi, selanjutnya mereka memberi tugas ke kami para hunters, merancang isi penelitian kecil kami yang akan ditampilkan di dalam buku. Hunters yang hadir : Prinka, Gunte, Gatot Subroto, Firman, Andrea, dan saya yang mewakili Manic Street Walkers. Saya membayangkan akan membuat 4 peta : peta Jalan Panggung, peta Kampung Arab, peta Peneleh, dan peta Design Trail. Kami akan membuat peta yang menawarkan rute perjalanan yang relatif pendek tapi mengagumkan. 

Saya yang pertama mempresentasikan materi yang akan ditampilkan di buku, mendapatkan masukan dari Anas Hidayat--sang editor--untuk memampatkan keterangan mengenai temuan temuan yang menarik di sepanjang jalan (maklum banyak sekali yang bisa diceritakan dari sebuah jalan). Gunte presentasi mengenai aksebilitas di sekolah tuna netra, sangat menarik karena saya tertarik dengan isu disabilitas. Prinka memamerkan temuan temuan nya di Surabaya Barat berupa situs situs fotogenik berupa alam karena kebanyakan situs yang menjadi incaran para fotographer di kota Surabay adalah bangunan, sangat menarik! Gatot Subroto menawarkan materi dinamika Stren Kali Jagir, masyarakat Kampung Bratang Tangkis, memang banyak sekali materi yang bisa digali dari sebuah kampung. Malam sudah turun, kami istirahat sejenak sambil makan malam telur penyet dan ngobrol ngobrol santai. 

Firman merencanakan materi yang berat tapi sangat menarik : Trem di Surabaya, saya mengusulkan dibuat komik mengenai aktivitas pengguna Trem. Andrea melempar isu mengenai pengunjung mal di Surabaya, hahah saya yang tidak menyukai mal mulai sewot, tapi yah memang kenyataannya kebanyakan anak muda di Surabaya menyukai mal sebagai tempat nongkrong dan rekreasi, dan teringat interpiu dengan penyelenggara Bright Spot yang bilang anak muda itu suka tempat ber-AC macam mal, munafik kalo gak suka kenyamanan di mal. Dan kami mengakhiri pertemuan malam ini yang sangat menarik dan membangun! Terimakasih buat kegiatan hari ini sangat memberikan banyak semangat dan inspirasi untuk tetap ber-side-project-ria. Pulang ke kost dan mandi, resah pun kandas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar