Sabtu, 18 Februari 2012

sitti nurbaja : kasih tak sampai



judul : SITTI NURBAJA : KASIH TAK SAMPAI

penulis : MH. RUSLI

penerbit : BALAI PUSTAKA, 1968

dalam bukunya “sejarah perempuan Indonesia : gerakan dan pencapaian”, cora vreede-de stuers membedah novel indonesia dengan setting kolonial yang mengisahkan perjuangan kaum perempuan untuk merdeka dalam perkawinan dan pendidikan seperti sitti nurbaja, azab dan sengsara, karam dalam gelombang pertjintaan, asmaradjaja, memutuskan pertalian, manusia bebas, lajar terkembang, kehilangan mestika. dan saya belum baca semua novel tersebut! saya langsung melirik koleksi c2o library : sitti nurbaja, sebelumnya saya tidak terlalu tertarik karena sudah melihat sekilas filem/sinetronnya di sebuah stasiun televisi swasta, setelah membaca analisis cora, nampaknya yang disinetronkan berbeda dengan bukunya, saya pun langsung membaca “sitti nurbaja” yang masih memakai ejaan lama.

nurbaja dan samsulbahri sejak kecil sangat akrab karena mereka bertetangga dan orangtua mereka berpikiran maju—menolak perkawinan paksa dan dibawah umur, pendidikan adalah hal utama bagi sang anak, menolak adat yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. samsulbahri melanjutkan sekolah ke Batavia dan mengikat janji sehidup semati dengan nurbaja, dan tragedi dimulai. baginda sulaiman—ayah nurbaja—seorang saudagar yang oleh datuk meringgih—saudagar yang loba dan tamak--dibuat bangkrut dengan mematikan seluruh usaha baginda sulaiman. utang baginda sulaiman kepada datuk maringgih tidak bisa dibayar, maka pilihannya adalah baginda sulaiman masuk penjara atau nurbaja “diambil”. baginda sulaiman memilih dirinya dipenjara ketimbang menyerahkan anaknya, namun nurbaja sendiri yang merelakan dirinya diambil supaya ayahnya tidak dipenjara, maka nurbaja menikah dengan datuk meringgih. samsulbahri sangat terpukul mengetahui bencana yang menimpa kekasihnya, dia segera pulang ke padang menemui nurbaja dan terlibat pertikaian dengan datuk maringgih yang mengakibatkan baginda sulaiman meninggal, maka samsulbahri diusir dari rumah oleh sutan mahmud—ayah samsulbahri yang menjabat penghulu (kepala adat). nurbaja memilih bercerai dengan datuk meringgih, sayang nurbaja akhirnya mati diracun oleh suaminya sendiri. menyusul sitti marjam—ibu kandung samsulbahri—meninggal dunia karena sedih atas tragedi yang menimpa keluarga baginda sulaiman dan keluarganya. samsulbahri yang mengetahui kedua wanita yang dicintai meninggal dunia memutuskan untuk bunuh diri.

kisah belum berakhir, dalam bab2 selanjutnya terdapat kejutan yang cukup tak diduga, pantun2 yang apik, ditambah cerita perlawanan rakyat padang terhadap pemerintah belanda. jauh lebih menarik membaca buku ini ketimbang filem/sinetronnya, saya pun salut terhadap sitti nurbaja atas pemikirannya terhadap perkawinan dan pendidikan, dan dia menyelamatkan sang ayah!

“biarlah perempuan menuntut ilmu jang berguna baginja, biarlah ia diizinkan melihat dan mendengar segala yang boleh menambah pengetahuannja; biarlah ia boleh mengeluarkan perasaan hatinja dan buah pemikirannja, supaja dapat bertukar-tukar pikiran untuk menadjamkan otaknja. dan berilah ia kuasa atas segala jang harus dikuasainja, agar djangan sama ia dengan boneka jang bernjawa sadja.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar