Senin, 17 Januari 2011

kota yogyakarta tempo doeloe: sejarah sosial 1880-1930


judul : kota yogyakarta tempo doeloe: sejarah sosial 1880-1930
penulis : abdurrachman surjomihardjo

penerbit : komunitas bambu, 2008


gw membaca buku ini berkaitan dengan isu ruu keistimewaan yogyakarta dan yogyakarta adalah salah satu kota terbaik untuk berlibur! abdurrachman surjomihardjo sendiri adalah perintis penulisan sejarah kota di indonesia, buku ini pasti menarik!

penulis menyajikan sejarah sosial kota yogyakarta sebagai kota kolonial dilihat dari hubungan antarlembaga, yaitu pendidikan, pergerakan nasional, dan pers lokal tahun 1880-1930.

gerakan kemasonan (freemasonry) dalam lingkungan keluarga paku alam telah melahirkan sekolah dan fasilitas kesehatan untuk bumiputera, dengan tokoh seperti k.p.h. notodirdjo (ketua pengurus besar budi utomo), dr yap hong tjoen (pendiri rumah sakit mata dr yap), dr wahidin soedirohusodo (pendiri budi utomo, editor surat kabar retnodhoemilah, ahli musik gamelan dan dalang), dan achmad dahlan (pendiri muhammadiyah yang konsisten menjaga muhammadiyah fokus pada kesejahteraan sosial dan tidak terjun di politik).berdirinya muhammadiyah dan budi utomo merupakan gerakan untuk kemajuan rakyat melalui pendidikan. dan pendidikan telah meretas jalan pergerakan nasional.

gerakan sosial-politik bumiputera didominasi oleh serikat islam dan muhammadiyah dengan "perlindungan" kasultanan dan pakualaman. serikat islam mendorong terjadinya pemogokan pegawai sebagai perlawanan terhadap pemerintahan kolonial. muhammadiyah membantu dalam pemberdayaan buruh bumiputera untuk hidup mandiri tidak bergantung pada pemerintah. pki dan jong java juga ikut mewarnai kehidupan politik di yogyakarta. meskipun berbeda asas, organisasi-organisasi tersebut mempunyai persamaan yaitu cita-cita kesatuan indonesia, memfungsikan gerakan kepanduan, dan menjadikan bahasa melayu sebagai bahasa nasional.

pergerakan nasional mendorong lahirnya pers lokal berbahasa jawa dan melayu tionghoa disamping pers berbahasa belanda. yang menonjol adalah retnodhoemilah, bromartani, mataram, dan bintang mataram. pers belanda dan tionghoa lebih bertahan ketimbang pers bumiputera karena masalah modal, keahlihan, dan politik! pers berbahasa melayu mengambil peranan penting dalam menumbuhkan kesadaran nasional indonesia sebagai proses pembentukan bangsa.

buku ini benar menarik!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar