Senin, 23 Agustus 2010

Manusia Bugis


Judul : Manusia Bugis
Penulis : Christian Pelras
Penerbit : Nalar, 2006
Penerjemah : Abdul Rahman Abu, Hasriadi, Nurhady Sirimorok
Perancang Sampul : Enin Supriyanto

Saat menginap di rumah Sinta, Fuad membawakan kappurung--makanan pembuka khas Bugis, saya menyukainya namun Sintatidak +P. Langsung teringat koleksi c2o, Manusia Bugis karya Christian Pelras.

Pelras, antropologi Perancis, mendeskripsikan etnis Bugis yang mendiami bagian barat daya Pulau Sulawesi mulai dari proto-Bugis, Bugis klasik, sampai Bugis kontemporer. Orang Bugis mampu mendirikan kerajaan-kerajaan yang sama sekali tidak mengandung pengaruh India dan tanpa mendirikan kota sebagai pusat aktivitas mereka. Tradisi lisan dan tulisan mereka menghasilkan epos sastra terbesar di dunia yakni La Galigo yang lebih panjang daripada Mahabharata. La Galigo adalah naskah bersyair bercerita tentang ratusan keturan dewa yang hidup pada suatu masa selama 6 generasi tutun-menurun pada berbagai kerajaan di Sulawesi.
Keunikan etnis Bugis lainnya adalahnya adanya empat gender yaitu perempuan, laki-laki, calabai, dan calalai. Calabai adalah laki-laki yang bertingkah laku seperti perempuan sedangkan calalai adalah perempuan yang bertingkah laku seperti laki-laki. Bissu (pendeta/dukun/ahli ritual trance) dalam masyarakat Bugis biasanya adalah seorang calabai. Sangat unik bukan!
Saya sangat menyayangkan buku ini ditutup dengan deskripsi mengenai dinasti Kalla, saya sangat mengharapkan lebih banyak cerita lagi tentang Bugis klasik dan La Galigo. Satu lagi, saya suka sekali cover bukunya!

1 komentar:

  1. Wah aku dadi penasaran sama buku ini mbak, kebetulan pengen riset panjang tentang bugis. Makasih reviewnya mbak tinta!

    BalasHapus