Jumat, 07 Mei 2010

Hikayat Lebak

Judul : Hikayat Lebak
Penulis : Rob Nieuwenhuys
Penerjemah : Sitor Situmorang
Penerbit : Pustaka Jaya, 1977

Hikayat Lebak adalah kritik sastra terhadap Max Havelaar yang ditulis oleh Multatuli (nama pena dari Eduard Douwes Dekker). Max Havelaar menjadi sastra kolonial yang dipuja di Eropa dan juga Indonesia (diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh HB Jassin dan diterbitkan oleh Djambatan pada tahun 1972) karena dinilai sebagai buku revolusioner dan antikolonialisme. 

Nieuwenhuys menelaah pandangan hidup Dekker, asisten residen Lebak yang membuat “perkara” pada tahun 1856 yaitu mengajukan gugatan terhadap Karta Natanegara (bupati Lebak) karena penyalahgunaan kekuasaan yang mengakibatkan penderitaan dan kemiskinan rakyat Lebak. Nieuwenhuys juga menekankan aspek-aspek sosiologis, sejarah, dan budaya pada masa itu. Nieuwenhuys menilai pandangan Dekker yang Eropasentris dan humanis universal membuat Dekker tidak memahami budaya birokratis-patrimonial Jawa. Dekker menyalahkan individu-individu yang menjalankan sistem pemerintahan bukan menyalahkan feodalisme maupun kolonialisme (sistem tanam paksa yang berlaku saat itu). Nieuwenhuys setuju dengan pernyataan Clifford Geertz bahwa kemiskinan adalah akibat dari suatu sitem pemerintahan dan suatu sistem pengelolaan ekonomi yang berakibat involusi dari ekonomi pertanian sehingga menyebabkan pula involusi dari kemakmuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar